Senin, 11 April 2011

Pergeseran Nilai Kebudayaan Akibat Teknologi Informasi

Anto baru saja pindah dari suatu desa A ke suatu kota B karena ayahnya dipindahtugaskan. Disana ia berkenalan dengan seorang anak bernama Marcell. Terjadilah sebuah percakapan di antara mereka

Anto : eh kamu pernah main gobag sodor, dakon, nekeran ga?
Marcell : haahhh??!!? apaan tuh,itu mainan? kagak ngerti gue, gue sih mainannya PS, Game Online.

***
Fenomena tersebut sepertinya lazim di era modern seperti saat ini. Saat ini anak-anak lebih cenderung untuk bermain mainan seperti PS atau disebut dengan mainan modern. Mainan seperti gobag sodor, dakon, nekeran atau biasa disebut mainan tradisional sudah sangat jarang ditemukan. Sebetulnya mainan seperti apa yang bagus untuk anak?Apakah mainan modern atau tradisional.

Mainan tradisional pada dasarnya lebih membentuk anak dalam kemampuan motoriknya baik halus maupun kasar. Hal ini dikarenakan dalam memainkan mainan tradisional seperti dakon, anak dituntut untuk memegang biji secara utuh sembari meletakkannya satu-satu di kotakkannya dengan satu tangan. Motorik halus lebih digunakan dalam permainan ini. Lain halnya dengan permainan petak umpet, kemampuan motorik kasar anak lebih diasah.
Mainan tradisional juga dapat melatih kemampuan sosial anak, karena pada umumnya permainan tradisional adalah permainan yang membutuhkan lebih dari satu pemain. Kemampuan sosial anak dengan teman-temannya sangat diasah, bagaimana emosi anak, bagaimana kemampuan anak untuk berempati dengan teman, kejujuran, kesabaran sangat dituntut dalam mainan tradisional.

Tari Gandrung

Kata ""Gandrung"" diartikan sebagai terpesonanya masyarakat Blambangan yang agraris kepada Dewi Sri sebagai Dewi Padi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Pertunjukan Gandrung Banyuwangi

Tarian Gandrung Banyuwangi dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap habis panen.genre dengan seperti Kesenian ini masih satu Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di wilayah Banyumas dan Joged Bumbung di Bali, dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musikgamelan).[rujukan?]Gandrung merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali.[rujukan?] Tarian dilakukan dalam bentuk berpasangan antara perempuan (penari gandrung) dan laki-laki (pemaju) yang dikenal dengan "paju" (
Bentuk kesenian yang didominasi tarian dengan orkestrasi khas ini populer di wilayah Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, dan telah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, hingga tak salah jika Banyuwangi selalu diidentikkan dengan gandrung. Kenyataannya, Banyuwangi sering dijuluki Kota Gandrung dan patung penari gandrung dapat dijumpai di berbagai sudut wilayah Banyuwangi.
Gandrung sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya. Menurut kebiasaan, pertunjukan lengkapnya dimulai sejak sekitar pukul 21.00 dan berakhir hingga menjelang subuh (sekitar pukul 04.00).

Sejarah

Menurut catatan sejarah, gandrung pertama kalinya ditarikan oleh para lelaki yang didandani seperti perempuan dan, menurut laporan Scholte (1927), instrumen utama yang mengiringi tarian gandrung lanang ini adalah kendang. Pada saat itu, biola telah digunakan. Namun demikian, gandrung laki-laki ini lambat laun lenyap dari Banyuwangi sekitar tahun 1890an, yang diduga karena ajaran Islam melarang segala bentuk transvestisme atau berdandan seperti perempuan. Namun, tari gandrung laki-laki baru benar-benar lenyap pada tahun 1914, setelah kematian penari terakhirnya, yakni Marsan.
Menurut sejumlah sumber, kelahiran Gandrungditujukan untuk menghibur para pembabat hutan, mengiringi upacara minta selamat, berkaitan dengan pembabatan hutan yang angker.

Gandrung wanita pertama yang dikenal dalam sejarah adalah gandrung Semi, seorang anak kecil yang waktu itu masih berusia sepuluh tahun pada tahun 1895. Menurut cerita yang dipercaya, waktu itu Semi menderita penyakit yang cukup parah. Segala cara sudah dilakukan hingga ke dukun, namun Semi tak juga kunjung sembuh. Sehingga ibu Semi (Mak Midhah) bernazar seperti “Kadhung sira waras, sun dhadekaken Seblang, kadhung sing yo sing” (Bila kamu sembuh, saya jadikan kamu Seblang, kalau tidak ya tidak jadi). Ternyata, akhirnya Semi sembuh dan dijadikan seblang sekaligus memulai babak baru dengan ditarikannya gandrung oleh wanita.
Tradisi gandrung yang dilakukan Semi ini kemudian diikuti oleh adik-adik perempuannya dengan menggunakan nama depan Gandrung sebagai nama panggungnya. Kesenian ini kemudian terus berkembang di seantero Banyuwangi dan menjadi ikon khas setempat. Pada mulanya gandrung hanya boleh ditarikan oleh para keturunan penari gandrung sebelumnya, namun sejak tahun 1970-an mulai banyak gadis-gadis muda yang bukan keturunan gandrung yang mempelajari tarian ini dan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian di samping mempertahankan eksistensinya yang makin terdesak sejak akhir abad ke-20.

Tata Busana Penari

Tata busana penari Gandrung Banyuwangi khas, dan berbeda dengan tarian bagian Jawa lain. Ada pengaruh Bali (Kerajaaan Blambangan) yang tampak.

Bagian Tubuh

Busana untuk tubuh terdiri dari baju yang terbuat dari beludru berwarna hitam, dihias dengan ornamen kuning emas, serta manik-manik yang mengkilat dan berbentuk leher botol yang melilit leher hingga dada, sedang bagian pundak dan separuh punggung dibiarkan terbuka. Di bagian leher tersebut dipasang ilat-ilatan yang menutup tengah dada dan sebagai penghias bagian atas. Pada bagian lengan dihias masing-masing dengan satu buah kelat bahu dan bagian pinggang dihias dengan ikat pinggang dan sembong serta diberi hiasan kain berwarna-warni sebagai pemanisnya. Selendang selalu dikenakan di bahu.

[sunting] Bagian Kepala

Kepala dipasangi hiasan serupa mahkota yang disebut omprok yang terbuat dari kulit kerbau yang disamak dan diberi ornamen berwarna emas dan merah serta diberi ornamen tokoh Antasena, putra Bima] yang berkepala manusia raksasa namun berbadan ular serta menutupi seluruh rambut penari gandrung. Pada masa lampau ornamen Antasena ini tidak melekat pada mahkota melainkan setengah terlepas seperti sayap burung. Sejak setelah tahun 1960-an, ornamen ekor Antasena ini kemudian dilekatkan pada omprok hingga menjadi yang sekarang ini.
Selanjutnya pada mahkota tersebut diberi ornamen berwarna perak yang berfungsi membuat wajah sang penari seolah bulat telur, serta ada tambahan ornamen bunga yang disebut cundhuk mentul di atasnya. Sering kali, bagian omprok ini dipasang hio yang pada gilirannya memberi kesan magis.

Bagian Bawah

Penari gandrung menggunakan kain batik dengan corak bermacam-macam. Namun corak batik yang paling banyak dipakai serta menjadi ciri khusus adalah batik dengan corak gajah oling, corak tumbuh-tumbuhan dengan belalai gajah pada dasar kain putih yang menjadi ciri khas Banyuwangi. Sebelum tahun 1930-an, penari gandrung tidak memakai kaus kaki, namun semenjak dekade tersebut penari gandrung selalu memakai kaus kaki putih dalam setiap pertunjukannya.

Lain-lain

Pada masa lampau, penari gandrung biasanya membawa dua buah kipas untuk pertunjukannya. Namun kini penari gandrung hanya membawa satu buah kipas dan hanya untuk bagian-bagian tertentu dalam pertunjukannya, khususnya dalam bagian seblang subuh.

Musik Pengiring

Musik pengiring untuk gandrung Banyuwangi terdiri dari satu buah kempul atau gong, satu buah kluncingtriangle), satu atau dua buah biola, dua buah kendhang, dan sepasang kethuk. Di samping itu, pertunjukan tidak lengkap jika tidak diiringi panjak atau kadang-kadang disebut pengudang (pemberi semangat) yang bertugas memberi semangat dan memberi efek kocak dalam setiap pertunjukan gandrung. Peran panjak ( dapat diambil oleh pemain kluncing.
Selain itu kadang-kadang diselingi dengan saron Bali, angklung, atau rebana sebagai bentuk kreasi dan diiringi electone.

Tahapan-Tahapan Pertunjukan

Pertunjukan Gandrung yang asli terbagi atas tiga bagian:
  • jejer
  • maju atau ngibing
  • seblang subuh

Jejer

Bagian ini merupakan pembuka seluruh pertunjukan gandrung. Pada bagian ini, penari menyanyikan beberapa lagu dan menari secara solo, tanpa tamu. Para tamu yang umumnya laki-laki hanya menyaksikan.

Maju

Setelah jejer selesai, maka sang penari mulai memberikan selendang-selendang untuk diberikan kepada tamu. Tamu-tamu pentinglah yang terlebih dahulu mendapat kesempatan menari bersama-sama. Biasanya para tamu terdiri dari empat orang, membentuk bujur sangkar dengan penari berada di tengah-tengah. Sang gandrung akan mendatangi para tamu yang menari dengannya satu persatu dengan gerakan-gerakan yang menggoda, dan itulah esensi dari tari gandrung, yakni tergila-gila atau hawa nafsu.
Setelah selesai, si penari akan mendatang rombongan penonton, dan meminta salah satu penonton untuk memilihkan lagu yang akan dibawakan. Acara ini diselang-seling antara maju dan repèn (nyanyian yang tidak ditarikan), dan berlangsung sepanjang malam hingga menjelang subuh. Kadang-kadang pertunjukan ini menghadapi kekacauan, yang disebabkan oleh para penonton yang menunggu giliran atau mabuk, sehingga perkelahian tak terelakkan lagi.

Seblang subuh

Bagian ini merupakan penutup dari seluruh rangkaian pertunjukan gandrung Banyuwangi. Setelah selesai melakukan maju dan beristirahat sejenak, dimulailah bagian seblang subuh. Dimulai dengan gerakan penari yang perlahan dan penuh penghayatan, kadang sambil membawa kipas yang dikibas-kibaskan menurut irama atau tanpa membawa kipas sama sekali sambil menyanyikan lagu-lagu bertema sedih seperti misalnya seblang lokento. Suasana mistis terasa pada saat bagian seblang subuh ini, karena masih terhubung erat dengan ritual seblang, suatu ritual penyembuhan atau penyucian dan masih dilakukan (meski sulit dijumpai) oleh penari-penari wanita usia lanjut. Pada masa sekarang ini, bagian seblang subuh kerap dihilangkan meskipun sebenarnya bagian ini menjadi penutup satu pertunjukan pentas gandrung.

Perkembangan terakhir

Kesenian gandrung Banyuwangi masih tegar dalam menghadapi gempuran arus globalisasi, yang dipopulerkan melalui media elektronik dan media cetak. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi pun bahkan mulai mewajibkan setiap siswanya dari SD hingga SMA untuk mengikuti ekstrakurikuler kesenian Banyuwangi. Salah satu di antaranya diwajibkan mempelajari tari Jejer yang merupakan sempalan dari pertunjukan gandrung Banyuwangi. Itu merupakan salah satu wujud perhatian pemerintah setempat terhadap seni budaya lokal yang sebenarnya sudah mulai terdesak oleh pentas-pentas populer lain seperti dangdut dan campursari.
Sejak tahun 2000, antusiasme seniman-budayawan Dewan Kesenian Blambangan meningkat. Gandrung, dalam pandangan kelompok ini adalah kesenian yang mengandung nilai-nilai historis komunitas Using yang terus-menerus tertekan secara struktural maupun kultural. Dengan kata lain, Gandrung adalah bentuk perlawanan kebudayaan daerah masyarakat Using.
Di sisi lain, penari gandrung tidak pernah lepas dari prasangka atau citra negatif di tengah masyarakat luas. Beberapa kelompok sosial tertentu, terutama kaum santri menilai bahwa penari Gandrung adalah perempuan yang berprofesi amat negatif dan mendapatkan perlakuan yang tidak pantas, tersudut, terpinggirkan dan bahkan terdiskriminasi dalam kehidupan sehari-hari
Sejak Desember 200, Tari Gandrung resmi menjadi maskot pariwisata Banyuwangi yang disusul pematungan gandrung terpajang di berbagai sudut kota dan desa. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga memprakarsai promosi gandrung untuk dipentaskan di beberapa tempat seperti Surabaya , Jakarta , Hongkong, dan beberapa kota di Amerika Serikat.


Sumber :http://id.wikipedia.org/wiki/Gandrung_Banyuwangi#Pertunjukan_Gandrung_Banyuwangi

Manusia dan Harapan

Singkawang, 29/3/2011 (Kominfo-Newsroom) Hamparan sawah di Nencong kelurahan Nyarumkop tampak sudah menguning, dari kejauhan tunggul-tunggul pohon masih banyak terlihat di areal pertanian kelompok Tani Tunas Harapan Baru kelurahan Nyarumkop Kecamatan Singkawang Timur yang baru melakukan perluasan lahan untuk cetak sawah. Tepat di jalan setapak disamping aliran sungai berdiri tenda yang dibangun dari kayu untuk menggelar acara sederhana panen perdana bersama dengan Walikota Singkawang beberapa waktu yang lalu.
Walikota Singkawang, Hasan Karman dan Isteri, Ny. Elisabeth Majuyetty bersama dengan Anggota DPRD Theofilius Nungkat, Kadis Pertanian dan Kehutanan Agus Prayitno, Kepala Kantor Penyuluh Pertanian, Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan Winarto, Camat Singkawang Timur, P.O, Koni, dan Lurah Nyarumkop, Nuniek Surasmi turut serta dengan petani saat digelar panen perdana bersama Kelompok Tani Tunas Harapan Baru. 

Manusia dan Kegelisahan

Ketakutan Senjata Jebakan Penjahat Cyber

Penelitian berjudul Report on Rogue Security Software dari Symantec Corp, berdasarkan data yang diperoleh selama 12 bulan dari Juli 2008 sampai Juni 2009, menunjukkan bahwa para penjahat dunia maya menggunakan taktik menakut-nakuti yang semakin persuasif di ranah online untuk meyakinkan pengguna agar membeli software keamanan palsu.

Software keamanan palsu, atau “scareware”, adalah software yang diklaim sebagai software keamanan asli/sah. Aplikasi-aplikasi palsu tersebut sebenarnya memberikan nilai yang sedikit atau tidak sama sekali dan bahkan mungkin menginstal program jahat atau mengurangi keamanan komputer secara keseluruhan.

Untuk meyakinkan pengguna yang tidak awas agar menginstal software palsu mereka, para penjahat dunia maya menempatkan iklan Internet yang memanfaatkan kekhawatiran pengguna akan serangan-serangan keamanan. Iklan-iklan tersebut biasanya memberikan klaim palsu seperti “jika iklan berkelip-kelip, komputer anda mungkin menghadapi resiko atau terinfeksi,” sehingga memaksa pengguna untuk mengikuti sebuah link untuk memindai komputer mereka atau mendapatkan software untuk menghilangkan ancaman tersebut.

Menurut penelitian tersebut, 93% instalasi software dari 50 software keamanan palsu teratas diunduh sengaja oleh pengguna. Sampai Juni 2009, Symantec telah mendeteksi lebih dari 250 jenis program software keamanan palsu.

Manusia dan Tanggung Jawab

PJTKI Sering Lari dari Tanggung Jawab

Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Johny Muhammad mengatakan, salah satu kesulitan Pemerintah Indonesia dalam menangani tenaga kerja yang bekerja di luar negeri disebabkan adanya upaya lari dari tanggung jawab yang dilakukan oleh Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI).

"Upaya pengaburan tanggung jawab itu seperti di PJTKI," kata Johny Muhammad pada rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (24/1).

Menurut Johny, Ditjen Imigrasi sudah mengirim surat kepada PJTKI, mengingatkan agar bertanggung jawab terhadap validitas identitas TKI yang bekerja di luar negeri. Namun, peringatan itu tidak ditanggapi secara sungguh-sungguh sehingga dinilai sebagai upaya pengaburan tanggung jawab. "PJTKI beralasan identitas TKI yang diserahkan ke Ditjen Imigrasi untuk pembuatan paspor ada yang berasal dari petugas lapangan, tidak langsung dari calon TKI yang bersangkutan," katanya.

Johny berharap, perubahan UU No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri (PPTKILN) yang saat ini sedang dibahas oleh Komisi IX DPR RI bisa memperjelas posisi lembaga yang bertanggung jawab dalam pengadaan TKI, khususnya lembaga yang bertanggung jawab dalam pengajuan pembuatan paspor.

Manusia dan Pandangan Hidup

PANDANGAN HIDUP : Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk_yang disebut pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasaikan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Sumber-sumber pandangan hidup :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenerannya.
2. Pandangan hiduo yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya ,pandangan hidup yang berasal dari agama/hidup muslim .
PANDANGAN HIDUP MUSLIM : Rumusan tujuan hidup yang didasari oleh ajaran agama menempati posisi sentral, yakni orang yang hormat dan tunduk kepada nilai-nilai agama yang diyakininya, melalui figure Ulama Kharismatik, atau menurut kitab suci. Menurut ajaran Islam, tujuan hidup manusia ialah untuk menggapai ridha Allah, ibtigha mardhatillah. Firman Allah .
IDEOLOGI : Sekumpulam ide,gagasan,keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Pedoman yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita,nilai dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi
2 hak ideology :
1. ideology hukum
2. ideology politik

Rabu, 06 April 2011

Manusia dan Keadilan

Hidup di kandang demi sebuah keadilan

Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum tidak sedang mengurus besarnya nominal kerugian negara akibat kejahatan mafia hukum. Satgas sedang dihadapkan pada besarnya penderitaan yang mesti ditanggung sebuah keluarga, rakyat kecil, akibat kejahatan hukum yang tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi hingga di Desa Karangampel, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Casnawi (51) bertubuh kecil, terkesan rapuh, dengan kulit legam. Ia seorang buruh tani. Namun, tekad kuat untuk melawan ketidakadilan tecermin jelas ketika ia menuturkan kisahnya. Ia memperjuangkan nasib adiknya, Kadana, yang pekan ini divonis tujuh tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Indramayu karena didakwa membunuh. Ia yakin adiknya tidak bersalah dan disiksa di tahanan selama proses hukum berjalan sejak ditangkap Juli 2009.

Saat seorang polisi, disebutnya bernama Nana, meminta uang sebagai ”penebus keadilan” untuk adiknya, Casnawi melakukan segala daya agar bisa memenuhinya. Dalam benaknya yang sederhana, mungkin harus begitu caranya agar keadilan bisa didapat.

Mula-mula ia dimintai Rp 6 juta. ”Supaya Kadana tidak dipukuli,” katanya. Lalu, Rp 3 juta untuk jaksa, Rp 1,5 juta ketika pindah tahanan, Rp 2 juta lagi untuk jaksa, serta Rp 900.000 dan Rp 600.000 untuk ”menutup berkas” entah apa.

Manusia Dan Penderitaan

 DERITA ORANG MISKIN

Ini  cerita pedih tentang dua ibu miskin di Ibu Kota. Yang satu
Lailasari dan satu lagi Maria Letsoin. Keduanya mengalami kesulitan
dengan rumah sakit karena statusnya sebagai orang miskin.

Laila dan suaminya, Hussein, bergelut dengan waktu yang semakin
tipis untuk menyelamatkan bayi mereka yang lahir prematur dan harus
dirawat dalam inkubator. Dalam satu hari, dua pasangan muda ini
ditolak enam rumah sakit karena tidak memiliki cukup uang untuk
merawat anaknya yang sedang sekarat. Baru pada rumah sakit ketujuh,
Rumah Sakit Harapan Bunda di Jakarta Timur, anak mereka, Zulfikri,
diterima untuk dirawat.

Penderitaan serupa dialami Maria Letsoin. Bayinya yang berusia tiga
bulan ditinggalkan selama tiga minggu di Rumah Sakit Umum Daerah
Koja, Jakarta Utara, karena dia dan suaminya tidak memiliki uang
untuk membayar ongkos perawatan.


Untuk mengobati rasa rindu terhadap bayinya yang menderita penyakit
kuning, Maria harus menyamar di antara para pengunjung pada jam
besuk. Penyamaran dilakukan untuk menghindari petugas rumah sakit
menagih ongkos perawatan yang membengkak dari hari ke hari. Dia
selama tiga minggu hanya melepas rindu dari balik ruang kaca.

Bila Laila mengalami penderitaan karena ditolak enam rumah sakit,
Maria kesulitan karena tidak mengerti mengurus surat jaminan rawat
bagi orang miskin dari Dinas Kesehatan DKI.

Laila dan Maria adalah contoh betapa mahalnya pelayanan bagi orang-
orang miskin. Rumah sakit, tempat orang-orang menggantungkan
nyawanya, pun tidak ramah terhadap kaum miskin. Padahal kita ketahui
rumah sakit mendahulukan penyelamatan nyawa daripada uang.

Perlakukan rumah sakit terhadap orang miskin paralel dengan
perlakuan negara terhadap kaum papa. Perang terhadap kemiskinan di
negeri ini adalah pergumulan angka-angka tentang indeks biaya hidup
dan pendapatan. Negara hanya rajin mengajarkan tentang penghapusan
orang miskin dengan teori pendapatan dan angka.

Manusia dan Keindahan

Berasal dari kata indah yang artinya adalah bagus, cantik, elok, molek, permai, dan sebagainya.Keindahan merupakan suatu konsep abstrak yang tidak dinikmati karena tidak jelas.Keindahan identik dengan kebenaran, keduanya memiliki citra yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik selalu bertambah. Keindahan bersifat universal tidak terikat dengan perseorangan, waktu, dan tempat, selera, mode , kedaerahan atau lokal.

Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa manusia sangat gandrung dan mencintai keindahan. Seolah-olah keindahan termasuk konsumsi vital bagi indera manusia. Tampaknya kerelaan orang mengeluarkan dana yang relatif banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta harta untuk menikmatinya, seperti bertamasya ke tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini semakin mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan bagi seseorang. Agaknya semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan minat untuk menghargai keindahan dan juga semakin selektif untuk menilai dan apa yang harus dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang yang dapat menghayati keindahan.

Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Menurut luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas
Keindahan dalam arti luas menurut para ahli, yaitu :
a. Menurut The Liang Gie keindahan adalah ide kebaikan
b. Menurut Pluto watak yang indah dan hukum yang indah
c. Menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
2. Keindahan dalam arti estetik murni
Yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas
Yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna

Nilai Estetik
Adalah nilai suatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atausuatu golongan.
Nilai dibagi menjadi 2, yaitu :
1. nilai ekstrinsik : sifat baik suatu benda sebagai alat untuk sesuatu hal lainnya
2. nilai intrinsik : sifat baik dari benda yang bersangkutan atau sebagai suatu tujuan ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.

Manusia Dan Cinta Kasih

Cinta Kasih Orang Tua Terhadap Seorang Anak

Manusia dan cinta kasih merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Cinta memiliki peranan yang penting dalam kehidupan, karena cinta merupakan dasar untuk menciptakan suasana hidup menjadi lebih indah. Coba bayangkan apabila di dunia ini tidak ada cinta, tentu saja manusia akan merasa tidak tenang hidup di dunia.

Sejak lahir manusia telah memiliki cinta, yaitu cinta kasih yang didapat dari seorang ayah dan ibu. Begitu besar rasa cinta yang dimiliki seorang ibu ketika melahirkan seorang anak dengan memperjuangkan hidup dan matinya. Dan juga pengorbanan seorang ayah ketika menunggu ibu melahirkan sampai anak tersebut lahir. Begitu bahagianya perasaan seorang ayah dan ibu, setelah mereka mengetahui anaknya lahir dengan selamat.

Setiap orang tua merawat, membesarkan, menjaga, dan mendidik anaknya berdasarkan cinta dan kasih yang mereka miliki. Mereka tidak kenal lelah dalam melakukan itu semua, karena rasa cinta yang mereka miliki terhadap anaknya begitu besar. Namun, terkadang seorang anak tidak dapat melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh orang tua mereka.