Senin, 11 April 2011

Pergeseran Nilai Kebudayaan Akibat Teknologi Informasi

Anto baru saja pindah dari suatu desa A ke suatu kota B karena ayahnya dipindahtugaskan. Disana ia berkenalan dengan seorang anak bernama Marcell. Terjadilah sebuah percakapan di antara mereka

Anto : eh kamu pernah main gobag sodor, dakon, nekeran ga?
Marcell : haahhh??!!? apaan tuh,itu mainan? kagak ngerti gue, gue sih mainannya PS, Game Online.

***
Fenomena tersebut sepertinya lazim di era modern seperti saat ini. Saat ini anak-anak lebih cenderung untuk bermain mainan seperti PS atau disebut dengan mainan modern. Mainan seperti gobag sodor, dakon, nekeran atau biasa disebut mainan tradisional sudah sangat jarang ditemukan. Sebetulnya mainan seperti apa yang bagus untuk anak?Apakah mainan modern atau tradisional.

Mainan tradisional pada dasarnya lebih membentuk anak dalam kemampuan motoriknya baik halus maupun kasar. Hal ini dikarenakan dalam memainkan mainan tradisional seperti dakon, anak dituntut untuk memegang biji secara utuh sembari meletakkannya satu-satu di kotakkannya dengan satu tangan. Motorik halus lebih digunakan dalam permainan ini. Lain halnya dengan permainan petak umpet, kemampuan motorik kasar anak lebih diasah.
Mainan tradisional juga dapat melatih kemampuan sosial anak, karena pada umumnya permainan tradisional adalah permainan yang membutuhkan lebih dari satu pemain. Kemampuan sosial anak dengan teman-temannya sangat diasah, bagaimana emosi anak, bagaimana kemampuan anak untuk berempati dengan teman, kejujuran, kesabaran sangat dituntut dalam mainan tradisional.

Bagaimana dengan mainan modern seperti PlayStation sendiri? Mainan modern lebih mengasah anak dalam hal mengatur strategi, bagaimana anak menyusun suatu siasat agar tujuan/goal dari mainan tersebut tercapai sehingga sang anak menjadi juara.Kelebihan dari mainan ini selain kemampuan mengatur strategi, kemampuan koordinasi alat gerak dengan alat indra anak terasah. Selain itu beberapa orang percaya bahwa mainan ini mampu meningkatkan rentang perhatian dan konsentrasi anak. Namun kemampuan sosial anak tidak terlalu dipentingkan dalam mainan modern ini, malah cenderung diabaikan karena pada umumnya mainan modern berbentuk mainan individual dimana anak dapat bermain sendiri tanpa kehadiran teman-temannya, kalaupun main berdua kemampuan interaksi anak dengan temannya tidak terlalu terlihat. Pada dasarnya sang anak terfokus pada permainan yang ada di hadapannya. Mainan modern cenderung bersifat agresif, sehingga tidak mustahil anak bersifat agresif karena pengaruh dari mainan ini.
Bermain mainan tradisional pada dasarnya lebih baik dibandingkan dengan mainan modern, namun menimbang efek positif dan negatif yang dimiliki mainan modern bukan berarti anak tidak diperbolehkan memainkan mainan modern. Bimbingan orang tua sangat diperlukan dalam memainkan jenis mainan modern ini untuk menyeimbangkan efek negatif yang dimiliki mainan modern.

Sumber : http://restryarea23.blogspot.com/2010/01/mainan-tradisional-vs-mainan-modern.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar